Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

MACROECONOMIC ANALYSIS SERIES: BI Board of Governor Meeting, March 2020

Penurunan darurat suku bunga the Fed sebanyak dua kali dalam dua minggu terakhir akibat semakin cepatnya penyebaran pandemi Covid-19 telah menyebabkan pasar melakukan aksi jual besar-besaran pada aset berisiko. Ketakutan investor global akan ketidakpastian memicu arus modal keluar dari negara-negara berkembang.  Portofolio Indonesia telah mencatat arus modal keluar mencapai USD8.1 miliar sejak mulai menyebarnya Covid-19 pada akhir Januari. Untuk mengantisipasi dampak pandemi pada perekonomian dalam jangka pendek hingga menengah, banyak bank sentral telah berupaya menjaga likuiditas sistem perbankan mereka bersamaan dengan pemotongan suku bunga kebijakannya. BI sendiri telah mengeluarkan paket stimulus, termasuk suntikan dana di pasar valas dan DNDF serta penurunan GWM valas bank. Namun demikian, “flight-to-safety” telah melemahkan Rupiah ke sekitar Rp15.200 sejauh ini. Meningkatnya perilaku risk aversion dari investor global yang telah secara signifikan menurunkan likuiditas USD di pasar keuangan emerging economies, termasuk Indonesia.

Download (PDF, 1.25MB)

Publikasi Terbaru

Inflasi Bulanan, Mei 2025 : Seri Analisis Makroekonomi

Mei 6, 2025

Indonesia Economic Outlook Q2-2025 “Memasuki Pertumbuhan di Bawah 5”

Mei 5, 2025

Rapat Dewan Gubernur BI, April 2025 – Seri Analisis Makroekonomi

April 23, 2025

MSME Resilience in the Face of COVID-19 and Beyond: A Meta-Analysis of Factors that Influence MSME Resilience

April 14, 2025

Publikasi Terkait

inflasi mei

Inflasi Bulanan, Mei 2025 : Seri Analisis Makroekonomi

Economic Outlook Q2

Indonesia Economic Outlook Q2-2025 “Memasuki Pertumbuhan di Bawah 5”

perang dagang

Rapat Dewan Gubernur BI, April 2025 – Seri Analisis Makroekonomi

Positive SSL Wildcard