Riyanto, Wahyu Pramono dan Nurani Pertiwi
Executive Summary
Ketidaksabilan sistem perbankan memiliki dampak yang besar, baik secara mikro maupun makro dan memakan biaya penyelamatan yang tinggi. Berdasarkan pengalaman terdahulu, krisis keuangan akan mengarah pada krisis selanjutnya yang akhirnya justru melemahkan perekonomian suatu negara secara keseluruhan bahkan meluas kepada ekonomi negara lain, seperti apa yang terjadi pada krisis keuangan Asia tahun 1997/1998 dan krisis keuangan global tahun 2008/2009. Oleh karena itu, deteksi dini terhadap risiko terjadinya krisis perbankan menjadi sangat penting. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan indikator risiko perbankan yang mencerminkan kondisi kerentanan perbankan dan menemukan variabel yang dapat menjadi penuntun (leading) bagi kerentanan perbankan di Indonesia untuk membantu upaya upaya stabilisasi sistem perbankan dan memberikan peringatan dini bagi kerentanan system perbankan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa (1) indeks kerentanan perbankan yang dibentuk dapat secara baik menggambarkan kerentanan perbankan Indonesia selama tahun 2000-2014; (2) dengan menggunakan metode siklus bisnis diperoleh bahwa variabel yang bisa menjadi indikator penuntun (leading indicator) kerentanan perbankan adalah neraca perdagangan per GDP, consumer price index (CPI), harga minyak dunia, impor china, dan pasar saham china dengan lag rata-rata 5 bulan; (3) berdasarkan Indeks Penuntun (Leading Indeks) Kerentanan Perbankan diprediksi bahwa kondisi perbankan Indonesia pada semester dua 2014 hingga awal tahun 2015 berada dalam kondisi yang cukup stabil dengan resiko kredit, resiko likuiditas, dan resiko pasar yang sangat rendah.