Dr. Sri Mulyani (1998-2001)
Namanya mulai dikenal publik secara luas saat ia diangkat menjadi Menteri Keuangan di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia pada tahun 2006 oleh Emerging Markets di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.
Sri Mulyani adalah salah satu alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang terbaik di generasinya. Ia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (1981-1986), kemudian meraih gelar Master of Science of Policy Economics di University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A. (1988-1990) dan gelar Ph.D. of Economics di universitas yang sama (1990-1992). Karir akademisnya dimulai sejak ia diangkat menjadi Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia (1985 – 1986) dan Asisten Profesor di University of lllinois at Urbana, Champaign, USA (1990-1992). Ia juga pernah menjadi pengajar Program S1, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia sejak tahun 1986, dan Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI (1996). Ia juga pernah menjadi Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan BAPPENAS (1994-1995) dan anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI (1998). Sebelum menjadi menteri keuangan, dia menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Kepala Bappenas) dari Kabinet Indonesia Bersatu.
Sri Mulyani juga dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia saat ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEBUI). Pada Desember 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet dan Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Kemudian, pada tahun 2008, ia menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Dua tahun kemudian, Sri Mulyani mengundurkan diri dari jabatannya dan kemudian menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010).
Dr. Komara Djaja (1995-1998)
Dr. Komara Djaja memperoleh gelar Masternya pada University of Birmingham. Beliau berhasil meraih gelar master di bidang ilmu sosial dengan spesialisasi keuangan pembangunan pada tahun 1984. Delapan tahun kemudian, dia menyelesaikan gelar doktornya dari Iowa State University, USA, dengan spesialisasi pada Ekonomi Sumber Daya Alam dan Perdagangan Internasional.
Beberapa posisi penting yang pernah didudukinya antara lain sebagai Asisten Menteri untuk Urusan Ekonomi (1999) dan Penasehat Ekonomi untuk Menteri Keuangan dan Ekonomi (1998). Sampai sekarang Dr. Komara Djaja masih aktif bekerja sebagai peneliti dibawah LPEM FEBUI dan pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
Faisal H. Basri, SE., M.A. (1993-1995)
Faisal H. Basri adalah ekonom dan politikus alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia. Beliau adalah salah seorang keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik. Faisal Basri menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (1985) dan meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988).
Karirnya sebagai akademisi dimulai dari Pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi (1981-sekarang). Beliau juga merupakan pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang). Beliau juga pernah diamanatkan menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998), Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003), Pendiri Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) (1995-2000).
Sementara di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).
Dr. Darmin Nasution (1989-1993)
Darmin Nasution merupakan salah satu alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia yang pernah memimpin Bank Indonesia. Beliau menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, serta gelar S2 dan S3 di Paris-Sorbonne University. Karir Darmin Nasution dimulai saat menjabat Direktur LPEM-FEUI. Kemudian, ia dipercaya untuk menjadi Asisten Menteri Koordinator Industri dan Perdagangan, Koordinator Produksi dan Distribusi, dan Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara.
Jabatan yang pernah ia emban antara lain adalah sebagai Direktur Jenderal Lembaga Keuangan (2000-2005), Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan (2005-2006), Direktur Jenderal Pajak (2006-2009), Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (2009-2014), dan Gubernur Bank Indonesia (2010-2015).
Hanya berselang beberapa hari setelah dilantik menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Darmin Nasution terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia periode 2009-2012 dalam Kongres Ke-17 ISEI yang berlangsung di Buktitinggi, Sumatera Barat, 30 Juli hingga 1 Agustus 2009.
Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti (Emeritus) (1987-1988)
Prof. (Emeritus) Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Ph.D. adalah lulusan tahun 1964 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia dan meraih gelar doktor di bidang ilmu politik dari Universitas California di Berkeley, Amerika Serikat pada tahun 1980. Ia memulai kariernya sebagai asisten pengajar serta asisten peneliti LPEM di FEBUI (1961-1962). Kariernya menanjak hingga akhirnya ia diangkat sebagai Wakil Kepala Bidang Penelitian, kemudian selanjutnya sebagai Kepala Laboratorium Komputasi FEBUI (1973-1974), Pembantu Dekan Bidang Akademi FEBUI (1989-1991 dan 1992-1994), dan sebagai Guru Besar FEBUI dalam bidang Perencanaan Ekonomi pada tahun (1993). Beliau pernah menjabat sebagai Dekan FEBUI (1994-1997).
Pada tahun 1998, Dorodjatun diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Amerika Serikat. Selain itu ia juga merangkap sebagai Duta Besar LBBP Commonwealth of Dominica, St. Vincent & the Grenadines, St. Lucia serta Republik Grenada, yang kesemuanya berada di wilayah Laut Karibia.
Pada masa kepemimpinan Abdurrachman Wahid, Dorodjatun sempat ditawari jabatan Menko Perekonomian, namun menolak. Pada tahun 2001, ia kembali ditawari jabatan itu dan akhirnya diangkat oleh Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai Menteri Koordinator Perekonomian RI pada bulan Agustus 2001. Penunjukan dirinya sebagai Menko Perekonomian disambut positif oleh pasar. Bahkan karena faktor namanya, tim ekonomi Kabinet Gotong Royong yang dipimpinnya disebut banyak orang sebagai Tim Impian (The Dream Team). Pada saat menjabat, Dorodjatun berfokus pada tiga program utama pemulihan ekonomi nasional, yaitu pembayaran utang luar negeri, desentralisasi daerah, dan penyerapan tenaga kerja.
Pada tahun 2005, ia ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Co-Chair Panel 45 untuk merumuskan posisi RI dalam Sidang Umum ke-60 PBB (2005). Beliau pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah LEMHANNAS RI (2006-2010). Saat ini beliau merupakan Guru Besar Emeritus Universitas Indonesia di bidang ekonomi.