Inflasi bulan November sebesar 5.42% (yoy), melanjutkan pola perlambatan dalam tiga bulan terakhir. Kombinasi peristiwa musiman serta dampak upaya pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah dan bank sentral telah menghasilkan puncak inflasi yang lebih cepat dari perkiraan dan tingkat inflasi yang lebih terkendali menjelang akhir tahun 2022. Di sisi lain, antisipasi pelonggaran kenaikan suku bunga oleh bank-bank sentral besar telah memicu lonjakan aliran modal ke negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Sejak pertengahan bulan November, aliran modal masuk bersih ke Indonesia berjumlah sekitar USD2.12 miliar, memperkuat Rupiah menjadi sekitar Rp15,500 dan menurunkan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun dan 1 tahun masing-masing menjadi 7.02% dan 5.49%. . Oleh karena itu, kami melihat BI harus melonggarkan sikap hawkishnya dan menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 25bps bulan ini menjadi 5.50%.