Meskipun tingkat inflasi mengalami penurunan pada Agustus 2022, namun masih jauh di atas kisaran target BI dan diperkirakan akan terus meningkat di sisa tahun 2022 menyusul kenaikan harga bahan bakar. Langkah agresif The Fed dalam menaikkan suku bunga, dikombinasikan dengan tekanan eksternal, akan terus mempengaruhi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, yang telah mengalami aliran modal keluar sekitar USD1,09 miliar sejak akhir Agustus. Akibatnya, Rupiah terdepresiasi ke level sekitar Rp15.000 dalam beberapa hari terakhir. Oleh karena itu, kami melihat BI perlu menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 4,00% untuk menjaga ekspektasi inflasi dan mengurangi tekanan inflasi ke depan, mengingat keputusan pemerintah yang telah menaikkan harga BBM bersubsidi pada awal bulan ini. Selain itu, sebagai langkah preventif menyusul keputusan the Fed mengenai suku bunga kebijakan mereka yang dapat mendorong aliran modal keluar dari aset global yang berisiko, kami melihat bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat bagi BI untuk mulai mempersiapkan strategi stabilisasi yang lebih komprehensif untuk menjaga nilai tukar.