Inflasi terus melambung di atas kisaran target BI pasca-penyesuaian harga BBM bersubsidi pada awal September 2022. Tingkat harga sektor energi dan transportasi mencatat lonjakan tertinggi pada September 2022 di tengah masih tingginya harga energi dan pangan global. Kenaikan tingkat harga sedikit mengoreksi kepercayaan konsumen meski masih dalam teritori optimis. Dari sisi eksternal, surplus perdagangan menurun akibat tren normalisasi harga komoditas global. Pada saat yang sama, risiko gejolak keuangan global masih berlanjut dengan episode arus modal keluar akibat pengetatan moneter yang agresif oleh bank sentral di seluruh dunia. Meskipun BI telah menaikkan suku bunga sebanyak dua kali, derasnya arus modal keluar menyebabkan pelemahan Rupiah menjadi Rp15.485 pada pertengahan Oktober. Sebagai langkah preventif mengantisipasi potensi aliran modal keluar tambahan akibat kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed bulan depan, BI perlu menaikkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 4,75% pada bulan ini. Sikap selangkah lebih depan ini diharapkan dapat meredam dampak ketidakpastian eksternal pada pasar keuangan dan valuta asing domestik. Pada saat yang sama, Pemerintah Indonesia dapat melakukan langkah-langkah untuk menjaga momentum pemulihan permintaan dan optimisme sektor riil terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional.