Jakarta, 11 November 2024 – Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024 yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengungkap bahwa 1 dari 4 perempuan Indonesia usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan. Meskipun angka kekerasan fisik dan/atau seksual terhadap perempuan menurun sejak 2016 dan 2021, namun 18,35% perempuan mengaku pernah menjadi korban oleh selain pasangan, dengan 4,44% mengalaminya dalam setahun terakhir. Di perkotaan, jumlah perempuan yang melapor mengalami kekerasan lebih tinggi sebesar 25,23% dibanding di desa (22,45%). Perempuan yang bekerja juga lebih rentan (25,29%). Tantangan selanjutnya adalah mengkritisi tren penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan, yang perlu dibandingkan dengan pelaporan kasus kekerasan. Kasus yang terlaporkan hanyalah sebagian kecil dari kasus kekerasan yang nyata terjadi dalam keseharian kehidupan perempuan.
Selama kekerasan terhadap perempuan masih ada, masalah ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Maka, demi memahami lebih dalam di balik data kuantitatif dan mengungkap temuan yang sulit dijelaskan dengan angka, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, bekerja sama dengan LPEM FEB UI dan UNFPA melakukan pendalaman melalui studi kualitatif. Studi ini menelaah faktor sosial, budaya, dan norma yang memengaruhi persepsi masyarakat tentang kekerasan, hambatan yang dihadapi penyintas dalam mencari bantuan, serta strategi untuk mengurangi kekerasan dan meningkatkan dukungan bagi korban. Penelitian ini mencakup lima kabupaten/kota untuk menggambarkan kondisi masyarakat di perkotaan dan pedesaan: Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Aceh Tenggara, Kota Samarinda, Kota Manado, dan Kabupaten Lombok Tengah.
Baca selengkapnya:
