Indonesia mengalami deflasi 0,09% (y.o.y) pada Februari 2025, berada di bawah kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5%-3,5%, terutama disebabkan oleh penyesuaian tarif listrik. Inflasi inti tetap stabil, mengindikasikan bahwa penurunan tersebut tidak didorong oleh melemahnya permintaan. Tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang seiring dengan meningkatnya permintaan selama bulan Ramadhan dan berakhirnya subsidi listrik. Sementara itu, Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan Fed Funds Rate tidak berubah di 4,25%-4,50% pada pertemuan Maret mendatang karena inflasi di Amerika Serikat tetap berada di atas target meskipun ada tanda-tanda moderasi. Meningkatnya ketidakpastian perdagangan di bawah pemerintahan Presiden Trump, termasuk meningkatnya perselisihan tarif dengan Uni Eropa dan mitra dagang Amerika Utara, dapat mempertahankan tekanan inflasi dan membebani sentimen bisnis. Meskipun inflasi saat ini berada di bawah target, inflasi diperkirakan akan kembali ke kisaran target Bank Indonesia dalam beberapa bulan mendatang. Pada saat yang sama, risiko eksternal dari volatilitas pasar keuangan global dan kebijakan perdagangan AS masih tetap tinggi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75% untuk memastikan stabilitas Rupiah dan menjaga ketahanan pasar keuangan.
Baca selengkapnya
ID:
EN: