Inflasi umum tercatat 1,95% (y.o.y.) di bulan April 2025, kembali ke kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5-3,5%, naik dari 1,03% di bulan Maret. Kenaikan ini terjadi setelah berakhirnya diskon tarif listrik sebesar 50% untuk rumah tangga dengan daya listrik di bawah 2.200 VA. Inflasi inti juga meningkat didorong oleh kenaikan harga emas dan mobil. Meskipun terdapat ketidakpastian atas kebijakan tarif Presiden Trump, antara pertengahan April dan pertengahan Mei, Rupiah terapresiasi sebesar 1,70%, dari Rp16.795 menjadi Rp16.510 per dolar AS didukung oleh meredanya ketegangan dagang dan intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar. Hal-hal ini berkontribusi pada penurunan cadangan devisa sebesar USD4,6 miliar, penurunan bulanan paling tajam dalam dua tahun terakhir. Angka inflasi dan stabilitas Rupiah baru-baru ini menunjukkan adanya ruang untuk pelonggaran moneter. Namun, masih belum jelas apakah stabilitas ini akan berkelanjutan. Mengingat masih adanya risiko eksternal, Bank Indonesia perlu mempertahankan BI Rate di 5,75% dan tetap berhati-hati sampai kondisi global menjadi lebih dapat diprediksi.
Read more
EN:
ID: