Akhir Agustus hingga awal September ditandai dengan depresiasi Rupiah yang cukup tajam hingga hampir menyentuh titik Rp15.000, meskipun tekanan terhadap Rupiah saat ini sudah 

Melemahnya Rupiah ke kisaran Rp14.600 didorong oleh faktor-faktor eksternal, terutama akibat efek domino dari tekanan terhadap Lira Turki yang menyebar ke seluruh negara berkembang.

Langkah Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 100 bps selama 3 bulan terakhir terlihat mulai menunjukkan hasil  dengan mulai relatif stabilnya nilai

Sinyal yang makin kuat dari the Fed untuk menaikkan Fed Fund rate sebanyak empat kali selama 2018 dan defisit neraca perdagangan Indonesia yang berlanjut

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang cukup kuat dan kondisi neraca perdagangan Indonesia yang memburuk di bulan April mendorong terjadinya aksi jual Rupiah, yang menyebabkan

Arus modal masuk ke dalam portofolio sepanjang bulan lalu menandakan meredanya respon negatif pasar pada ekspektasi empat kali kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve

Ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih cepat tahun ini, di mana kenaikan di bulan Maret sudah dianggap pasti, memicu aliran modal keluar