Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

Pencarian
Tutup kotak telusur ini.

Harga Beras Melonjak, Inflasi Naik! Seri Analisis Makro, Rapat Dewan Gubernur BI, November 2023.

Kamis 23 November 2023

Disruption in rice production due to the El Nino phenomenon resulted in an increase in inflation in October 2023, albeit not significantly, with the overall inflation recorded at 2.56% (y.o.y), within the BI’s target range. The trade balance in October showed an increased surplus of USD 3.48 billion, supported by a moderate decline in both exports and imports compared to the previous month. Furthermore, the Rupiah strengthened against the US dollar after BI decided to raise interest rates at the October 2023 meeting, while the Fed opted to maintain its interest rate levels. The Fed is likely to uphold its policy interest rates during the December 2023 FOMC meeting. Even with ongoing pressures on the Rupiah due to global market uncertainties, the convergence of these four factors guides BI in maintaining the interest rate at 6.00% for this month.

Tren dan Kontributor Inflasi Oktober

Masih dalam kisaran sasaran bank sentral dan sesuai ekspektasi pasar, inflasi keseluruhan bulan Oktober tercatat sebesar 2.56% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan September 2023 yang sebesar 2.28% (yoy). Inflasi secara umum masih berada dalam kisaran sasaran BI selama tujuh bulan berturut-turut sejak Mei 2023 ketika mencapai batas atas kisaran sasaran tersebut. Seperti bulan sebelumnya, penyumbang utama inflasi bulan Oktober adalah kenaikan harga pangan yang ditunjukkan dengan laju inflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau secara tahunan sebesar 5.41% (yoy), sehingga memberikan kontribusi inflasi bulan Oktober sebesar 1.39%.

“Faktor Dibalik Tren Inflasi Bulan Oktober”

Secara bulanan, inflasi bulan Oktober secara umum melambat menjadi 0.17% (mtm) dari bulan sebelumnya sebesar 0.19% (mtm), didorong oleh kenaikan harga beras dan bahan bakar nonsubsidi. Pada awal Oktober 2023, Pertamina menaikkan harga bahan bakar jenis nonsubsidi seperti Pertamax, Pertamax Green, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Dampak kenaikan harga bahan bakar ini terbatas karena Pertamina menaikkan harga bahan bakar non-subsidi yang jarang digunakan, rata-rata hanya sebesar 5.55%. Berbeda dengan September tahun lalu, ketika Pemerintah Indonesia menaikkan harga tidak hanya Pertamax tetapi juga bahan bakar bersubsidi seperti Pertalite dan Solar, dengan rata-rata kenaikan harga sebesar 26.25%.

Unduh (PDF, 1.69MB)

Baca Seri Analisis Makro Rapat Dewan Gubernur BI edisi Oktober 2023 di sini.

Posting Terakhir

Laporan Khusus: Depresiasi Rupiah, Perlukah Panik?

Kamis 25 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, April 2024

Rabu 24 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

Kamis 4 April 2024

Kebutuhan Pelatihan Pekerja Migran Indonesia (Labour Market Brief, Maret 2024)

Jumat 29 Maret 2024

Posting terkait

depresiasi rupiah

Kamis 25 April 2024

Laporan Khusus: Depresiasi Rupiah, Perlukah Panik?

Rabu 24 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, April 2024

inflasi bulan April

Kamis 4 April 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan, April 2024

Terjemahkan »