Di tengah prospek pertumbuhan global yang suram dan tingkat inflasi yang meningkat di mana-mana, perekonomian Indonesia telah menunjukkan sikap yang lebih optimis di sisa tahun ini. Perekonomian tumbuh sebesar 5.44% (yoy) pada triwulan II-2, lebih baik dari perkiraan dan jauh di atas konsensus. Inflasi inti tetap ada
relatif tidak berbahaya dibandingkan dengan inflasi umum, meskipun kami memproyeksikan trennya akan meningkat. Dari sisi eksternal, tindakan agresif The Fed memicu selisih suku bunga yang semakin lebar sehingga mengakibatkan capital outflow dari negara-negara emerging market. Untungnya, hal tersebut tidak terjadi di Indonesia pada bulan ini karena sentimen pasar yang positif terhadap fundamental domestik, terutama setelah publikasi pertumbuhan pada kuartal kedua telah memperkuat arus masuk modal ke pasar keuangan domestik. Alhasil, Rupiah pada pertengahan Agustus menguat ke level sekitar Rp14,800. Oleh karena itu, kami melihat BI masih memiliki ruang untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya pada level 3.50% pada bulan ini untuk mendukung ketahanan eksternal sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.