Indonesia telah berhasil melewati tekanan inflasi, tingginya harga komoditas, pengetatan moneter global, dan gangguan rantai nilai dengan cukup baik. Perekonomian tumbuh sebesar 5.31% (yoy) secara keseluruhan pada tahun 2022 setelah mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan sebesar 5.01% (yoy) pada Q4-2022. Kinerja pertumbuhan ekonomi yang tetap bertahan terutama didukung oleh kuatnya permintaan domestik seiring dengan kondisi kesehatan masyarakat yang terkendali dan aktivitas produksi yang kuat yang berasal dari rejeki nomplok komoditas. Hal ini tercermin dari angka sektoral dengan pertumbuhan sektor penyumbang PDB terbesar yaitu industri pengolahan yang mencapai 4.89% (yoy) pada tahun 2022 dan merupakan tingkat pertumbuhan tahunan tertinggi sejak tahun 2013. Jika dilihat dari subsektor industri pengolahan, pertumbuhan signifikan industri manufaktur didorong oleh kontributor utamanya, manufaktur FnB. Pertumbuhan industri manufaktur mesin dan peralatan serta logam dasar yang mencapai dua digit turut mempercepat pertumbuhan industri manufaktur dan mencerminkan solidnya aktivitas produksi di Indonesia sepanjang tahun 2022. Di sisi belanja, tingkat pertumbuhan tahunan konsumsi rumah tangga yang solid sebesar 4.93% (yoy) dan pertumbuhan investasi sebesar 3.87% (yoy) berkontribusi signifikan terhadap kuatnya pertumbuhan PDB. Seluruh komponen pengeluaran tumbuh positif pada Q4-2022, kecuali belanja pemerintah yang tumbuh negatif sebesar 4.77% (yoy) pada Q4-2022 karena rendahnya belanja kesehatan dan sosial untuk stimulus terkait Covid-19.