Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

Pencarian
Tutup kotak telusur ini.

Kuliah Sadli

Selasa 4 Maret 2014


Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial (LPEM) Universitas Indonesia menyelenggarakan kuliah seri tahunan bertajuk “The Sadli Lecture Series in Economic Policy” bekerja sama dengan Indonesia Project.

Tujuan dari rangkaian kuliah ini adalah untuk memperluas pemahaman dan merangsang perdebatan di kalangan mahasiswa, akademisi dan pembuat kebijakan mengenai tantangan utama kebijakan ekonomi yang dihadapi Indonesia, dengan memanfaatkan pengalaman negara-negara tetangga. Nama ini diambil untuk menghormati mendiang Profesor Mohammad Sadli yang mungkin merupakan komentator paling berpengaruh di bidang ekonomi di Indonesia selama 40 tahun terakhir. Setiap tahunnya, laporan ini didasarkan pada makalah mengenai Indonesia dalam perspektif ekonomi komparatif, yang diterbitkan setiap tahun di Buletin Kajian Ekonomi Indonesia edisi bulan Agustus.




Ceramah Sadli Terbaru

Menyusul keberhasilan lima Kuliah Sadli berturut-turut pada tahun 2007 hingga 2011, Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI) dan Proyek Indonesia, The Arndt-Corden Department of Economics, The College of Asia dan Pasifik, di The Australian National University (ANU) kembali dengan senang hati mengundang Anda untuk:

Ceramah Delapan Sadli
Demografi Indonesia dalam perspektif komparatif
Oleh Peter McDonald, Profesor Demografi, Sekolah Kebijakan Publik Crawford, ANU

Setelah menurunkan angka kesuburan selama 40 tahun terakhir, Indonesia telah mencapai persimpangan demografis baru. Tingkat kesuburannya saat ini berada pada kisaran 2.5 kelahiran per perempuan, dan jika hal ini dipertahankan, hal ini akan menambah jumlah penduduk Indonesia dalam jumlah besar di masa depan. Terdapat kekhawatiran di Indonesia bahwa tingkat pertumbuhan penduduk saat ini merupakan hambatan bagi kelanjutan pembangunan ekonomi dan oleh karena itu, kesuburan harus diturunkan ke tingkat 2.1 kelahiran per perempuan sesegera mungkin. Namun perspektif komparatif menunjukkan bahwa negara-negara seperti Singapura, Jepang, dan Thailand mengkhawatirkan dampak rendahnya tingkat kesuburan terhadap angkatan kerja dan tingkat penuaan penduduk. Dengan pengaturan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat menghindari dampak buruk ini namun tetap dapat menurunkan tingkat kesuburannya. Kuliah Umum tersebut membahas mengenai implikasi pertumbuhan dan persebaran penduduk Indonesia terhadap perekonomian, serta buruknya kualitas data demografi.

Kapan : Selasa, 22 April 2014
Waktu: 8.30 hingga 2
Dimana : Kamar Sumba B, Hotel Borobudur, Jl Lapangan Banteng Selatan, Jakarta

Profesor Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, membuka Kuliah tersebut, dilanjutkan dengan Keynote Remark dari Yang Mulia Dr M Chatib Basri, Menteri Keuangan Indonesia.

Pembahas dalam Kuliah ini adalah Professor Sri Moertiningsih Adioetomo dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan Associate Professor Budy P Resosudarmo dari Indonesia Project di Australian National University.

 

Kuliah Sadli : Peristiwa Sejarah

Ceramah Sadli Ketujuh disampaikan oleh Dr Vikram Nehru. Dr Nehru adalah Ketua Bakrie dalam Kajian Asia Tenggara di Carnegie Endowment for International Peace, Washington DC. Ia membawakan materi 'Manufaktur di India dan Indonesia: Kinerja dan Kebijakan' yang menjelaskan ketahanan dua raksasa Asia, India dan Indonesia selama krisis. Makalah Dr Nehru dibahas oleh Profesor Ari Kuncoro dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan Dr Dionisius Ardiyanto dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). Ceramah Sadli Ketujuh dilaksanakan pada tanggal 25 April 2013 di Hotel Borobudur Jakarta.

Kuliah Sadli Keenam disampaikan oleh Michael T Rock, Profesor Sejarah Ekonomi dari Bryn Mawr College, Bryn Mawr, Pennsylvania dan Resources for the Future, Washington DC. Acara dibuka dengan Sambutan dari Yang Mulia Dr Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, dilanjutkan dengan Keynote Speech dari Profesor Emil Salim (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia). Dr Thee Kian Wie dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Associate Professor Budy Resosudarmo dari Australian National University menjadi pembahas pada Kuliah ini.

Kuliah Sadli yang kelima dilaksanakan pada Kamis, 14 April 2011. Kuliah tersebut disampaikan oleh Profesor Fredrik Sjöholm dari Research Institute of Industrial Economics, Stockholm, dengan judul Foreign Direct Investment and Growth in East and Southeast Asia: Lessons for Indonesia. Pembahasnya adalah Profesor Prema-chandra Athukorala dari Australian National University dan Dr Thee Kian Wie dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dilanjutkan dengan diskusi panel mengenai mendiang Profesor Mohammad Sadli.

Kuliah Sadli keempat dilaksanakan pada hari Kamis, 15 April 2010, dengan Kuliah yang diberikan oleh Profesor Wing Thye Woo dari University of California at Davis bertajuk Kinerja Ekonomi Indonesia dalam Perspektif Komparatif, dan Kerangka Kebijakan Baru untuk 2049. Dr Chatib Basri dari Universitas Indonesia dan Associate Professor Chris Manning dari Australian National University menjadi pembahas acara tersebut.

Kuliah Sadli yang ketiga disampaikan oleh Professor Ian Coxhead dari University of Wisconsin at Madison dengan judul Prospect for Skill-Based Ekspor Growth in a Labour-Abundant, Resource-Rich Developing Economy. Pembahasnya adalah Dr Hadi Soesastro (Centre for Strategic and International Studies) dan Professor Hal Hill (The Australian National University). Acara dibuka oleh YM Mari Pangestu dan dihadiri kurang lebih seratus peserta.

Kuliah Sadli kedua, untuk menghormati mendiang Mohammad Sadli, “Strategi Pembangunan Asia: Dibandingkan Tiongkok dan Indonesia” diadakan pada hari Selasa tanggal 22 April 2008, dari pukul 10.00 hingga 13.00, di Hotel Nikko di Jakarta. Hal tersebut diberikan oleh Profesor Bert Hofman dari The World Bank Resident Mission to the Philippines. Acara dibuka oleh YM Mari Pangestu. Pembahasnya adalah Dr Thee Kian Wie (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI).

Kuliah Sadli pertama bertajuk “Apakah Indonesia Tertinggal? Kinerja Ekspor Pasca Krisis dalam Perspektif Regional”, disampaikan oleh Profesor Prema-chandra Athukorala dari Australian National University.

Posting Terakhir

Ilusi Pertumbuhan yang Stabil: Outlook Perekonomian Indonesia Q2-2024

Selasa 7 Mei 2024

Seri Analisis Makroekonomi: Inflasi Bulanan Mei 2024

Selasa 7 Mei 2024

Tantangan Produktivitas Pekerja Indonesia (Labour Market Brief, April 2024)

Selasa 30 April 2024

Laporan Khusus: Depresiasi Rupiah, Perlukah Panik?

Kamis 25 April 2024

Posting terkait