Inflasi IHK melonjak hingga 2.75% (yoy) pada Februari 2024 seiring meningkatnya tekanan harga pangan akibat kombinasi tekanan dari sisi penawaran dan permintaan. Meningkatnya intensitas El-Nino mengganggu kecukupan pasokan komoditas pangan, sedangkan periode Ramadhan meningkatkan permintaan komoditas pangan. Selain itu, kenaikan inflasi AS yang mengejutkan memicu sentimen bahwa The Fed mungkin harus menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk menurunkan suku bunga kebijakannya dari level tertingginya dalam 23 tahun saat ini. Hal ini sebagian menyebabkan arus keluar modal dari pasar obligasi Indonesia. Meskipun terdapat tekanan yang meningkat terhadap Rupiah, Rupiah telah cukup stabil dalam beberapa minggu terakhir. Oleh karena itu, kami memandang BI harus mempertahankan suku bunga kebijakannya pada 6.00%.