Berlanjutnya tren pemulihan domestik semakin memperbesar momentum potensi pemulihan ekonomi. Pencapaian tersebut didorong oleh percepatan program vaksinasi dan stimulus pemerintah, seperti potongan pajak atas barang mewah. Meskipun demikian, tidak seperti biasanya, inflasi tetap rendah pada periode awal Ramadhan. Dari sisi eksternal, ketidakpastian sebagian besar berasal dari perkembangan AS. Perkembangan vaksinasi, pasar tenaga kerja yang membaik, dan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan menunjukkan kabar baik tentang perekonomian, yang mendorong investor untuk menempatkan aset mereka ke instrumen safe haven. Kondisi ini memberikan tekanan pada Rupiah yang terdepresiasi menjadi Rp14.572 terhadap USD pada akhir Maret. Bulan ini, kita melihat imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10-tahun secara bertahap turun dan arus modal mulai berpindah ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Meskipun inflasi masih rendah, BI perlu mempertahankan suku bunga acuannya di 3,50% bulan ini untuk menjaga stabilitas nilai Rupiah dan mendukung momentum pemulihan ekonomi.