Angka inflasi bergerak ke arah berlawanan seiring dengan peningkatannya menjadi 5,47% (y.o.y) setelah mengalami pola penurunan sejak September 2022. Hal ini terutama disumbang oleh kombinasi dari gangguan pasokan akibat terjadinya banjir pada musim panen dan low base effect yang ada. Dari sisi eksternal, ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif oleh AS telah mendorong dana keluar dari Indonesia dengan arus modal keluar tercatat sebesar USD938 juta sejak pertengahan Februari 2023. Namun, tragedi SVB baru-baru ini dapat memaksa The Fed untuk tidak terlalu agresif pada pengetatan kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Desakan penundaan pengetatan moneter oleh AS akan menciptakan momentum aliran dana masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Di sisi lain, mata uang domestik akhirnya stabil setelah serangkaian depresiasi dengan Rupiah kini berada di kisaran Rp15.367. Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kami melihat bahwa BI harus mempertahankan suku bunga kebijakannya pada 5,75% bulan ini sambil terus menerapkan langkah-langkah makroprudensial untuk mendukung momentum pertumbuhan.