Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

SERI ANALISIS MAKROEKONOMI Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Mei 2018

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang cukup kuat dan kondisi neraca perdagangan Indonesia yang memburuk di bulan April mendorong terjadinya aksi jual Rupiah, yang menyebabkan depresiasi nilai tukar USD/IDR sebesar 1,80% dalam sebulan terakhir. Sentimen negatif terhadap nilai tukar Rupiah menimbulkan tekanan bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan Reverse Repo Rate 7 hari, terutama dari pelaku di pasar valas dan perbankan. Kami memandang bahwa aset Rupiah saat ini sudah terlalu murah dan investor global akan mulai membeli lagi aset Rupiah. Di sisi lain,indikator sektor riil, terutama inflasi dan konsumsi dalam negeri, menunjukkan bahwa perekonomian dalam negeri masih belum siap menghadapi kenaikan suku bunga acuan. Keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan dapat memperlambat pertumbuhan kredit dan menghambat pencapaian target inflasi dan pertumbuhan dalam negeri. Kami memandang, saat ini Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga acuan paling tidak sampai Juni 2018 setelah kenaikan Fed funds rate yang kedua tahun ini di bulan Juni. Di samping itu, kami juga memandang BI perlu menambah usaha stabilisasi nilai tukar Rupiah lewat intervensi di pasar valas.

Download (PDF, 1.38MB)

Publikasi Terbaru

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, Desember 2024

Desember 20, 2024

Studi Kualitatif Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024

Desember 19, 2024

Mengingat Faisal Basri

Desember 13, 2024

Inflasi Bulanan, Desember 2024 : Seri Analisis Makroekonomi

Desember 3, 2024

Publikasi Terkait

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, Desember 2024

Studi Kualitatif Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024

Obituari Faisal Basri

Mengingat Faisal Basri