Defisit neraca berjalan dan periode politik akan menjadi dua topik utama yang akan mempengaruhi ekonomi Indonesia tahun 2019. Kinerja ekspor yang relatif lemah akibat tingginya ketergantungan ekspor pada bahan mentah, terutama pada minyak sawit mentah, dan impor yang lebih tinggi karena dorongan pembangunan infrastruktur menyebabkan Indonesia kembali mengalami defisit perdagangan di Triwulan II-2018 dan Triwulan III-2018, dan kami tidak melihat kemungkinan perbaikan neraca perdagangan secara signifikan pada 2019. Risiko tren penurunan kinerja perdagangan Indonesia juga masih akan cukup besar karena perang dagang skala penuh dapat mengancam perlambatan pertumbuhan PDB di Tiongkok dan Amerika Serikat, yang secara langsung menyumbang 24,2% dari nilai ekspor Indonesia pada tahun 2017. Risiko perdagangan bersama dengan meningkatnya suku bunga dan penurunan FDI ke Indonesia akan memberikan tekanan tambahan pada ekspor dan nilai tukar Rupiah dalam jangka menengah.