Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

Perkembangan Inflasi Bulanan: Seri Analisis Makro Ekonomi, Feb 2024

Februari 2, 2024

inflasi bulanan

Inflasi tahun ke tahun (YoY) pada Januari 2024 dilaporkan sebesar 2,57% atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahunan di Januari 2023 yang mencapai 5,28%. Penurunan inflasi YoY pada bulan Januari 2024 didorong karena adanya kenaikan pada seluruh sektor, kecuali sektor energi dan sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Sektor yang mengalami inflasi YoY tertinggi adalah sektor bahan makanan (6%), sektor makanan, minuman, dan tembakau (5,84%), dan sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya (3,01%). Inflasi YoY pada sektor pendidikan mengalami penurunan yang semakin besar sejak September 2023.

Inflasi inti YoY sebesar 1,68% pada Januari 2024, menurun sebesar 0,11% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Tekanan inflasi komponen inti secara tahunan terus mengalami penurunan yang disebabkan oleh harga emas perhiasan, gula pasir, biaya kontrak rumah, biaya sewa rumah, dan nasi dengan lauk. Berbeda dengan inflasi inti YoY, inflasi harga yang diatur pemerintah mengalami kenaikan sebesar 0,02% dari bulan sebelumnya menjadi 1,74% di bulan Januari 2024. Kenaikan pada inflasi harga diatur pemerintah didorong oleh adanya penyesuaian harga kretek dan tarif angkutan udara serta angkutan antar kota. Inflasi komponen harga bergejolak YoY juga mengalami kenaikan sebesar 0,49% menjadi 7,22% di bulan Januari 2024. Peningkatan nilai inflasi komponen harga bergejolak ini disumbang oleh inflasi pada komoditas beras, bawang putih, tomat, cabai merah, dan daging ayam ras. Dengan demikian, inflasi harga bergejolak masih menjadi kontributor utama inflasi umum sejak September tahun lalu.

Tingkat inflasi MtM Januari 2024 dilaporkan sebesar 0,04% atau menurun sebesar 0,38% dibandingkan bulan sebelumnya. Rendahnya nilai inflasi MtM bulan ini didorong oleh rendahnya inflasi harga diatur pemerintah dan inflasi harga bergejolak. Inflasi harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,48%, lebih rendah 0,87% dari bulan Desember 2023. Deflasi pada komponen harga diatur pemerintah disebabkan oleh adanya penyesuaian tarif angkutan udara setelah libur Natal dan Tahun Baru serta penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 Januari 2024.

Disisi lain, inflasi komponen harga bergejolak juga cukup rendah sebesar 0,01% atau menurun 1,41% dibandingkan bulan sebelumnya. inflasi harga bergejolak MtM dipengaruhi oleh perubahan harga pada komoditas tomat, beras, bawang merah, ikan segar, dan daging ayam ras. Inflasi beras yang masih berlanjut dipengaruhi oleh kenaikan rata-rata harga gabah kering giling, sedangkan harga tomat yang meningkat dua kali lipat di pasaran disebabkan oleh penurunan jumlah produksi tomat dan pasokan yang terbatas akibat cuaca buruk. Selain itu, curah hujan tinggi juga mengakibatkan berkurangnya pasokan ikan segar. Namun, sesuai dengan pergerakan mean-reversion komponen harga bergejolak maka diprediksi komponen ini akan mengalami deflasi bulan depan. Sementara itu, inflasi inti meningkat 0,06% di bulan ini menjadi 0,20% yang didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan, biaya sewa rumah, dan biaya kontrak rumah.

Baca selengkapnya:

Download (PDF, 550KB)

 

 

Laporan bulanan dan kuartalan kami distribusikan secara gratis. Untuk berlangganan ikuti tautan ini.

Publikasi Terbaru

Analysis of Korean’s ODA Projects in Indonesia: Development Demands, Projects Performance, and Satisfaction

Juli 2, 2024

Seri Analisa Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, Juni 2024

Juni 21, 2024

Riset LPEM FEB UI: GoTo Berkontribusi Signifikan Dorong 5 Sektor Penting Penggerak PDB Indonesia Tahun 2023

Juni 5, 2024

Ribut Soal Tapera: Kebijakan “Harga Mati” untuk Turunkan Angka Kekurangan Perumahan Nasional? – Special Report, Juni 2024

Juni 4, 2024

Publikasi Terkait

Korea in Indonesia

Analysis of Korean’s ODA Projects in Indonesia: Development Demands, Projects Performance, and Satisfaction

inflasi juni turun

Seri Analisa Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, Juni 2024

Riset LPEM FEB UI: GoTo Berkontribusi Signifikan Dorong 5 Sektor Penting Penggerak PDB Indonesia Tahun 2023