Fenomena pengangguran di kalangan Gen Z menjadi perhatian karena meskipun generasi ini dikenal adaptif terhadap teknologi dan inovatif, data menunjukkan TPT mereka mencapai 9,37% atau sekitar 4,84 juta orang, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Sebagian besar penganggur Gen Z adalah laki-laki, dengan dominasi lulusan SMA/SMK yang mengalami kesenjangan keterampilan dibandingkan kebutuhan industri. Meskipun mayoritas Gen Z terlibat dalam aktivitas produktif, sekitar 3,04% berada dalam kategori NEET, yang menghadapi risiko keterpinggiran dari pasar kerja. Daerah urban seperti Jawa Barat dan DKI Jakarta memiliki tingkat pengangguran tertinggi, sedangkan provinsi seperti Papua Barat dan Gorontalo mencatat angka yang lebih rendah. Data ini mencerminkan perlunya kebijakan yang lebih efektif dalam memfasilitasi transisi Gen Z ke dunia kerja melalui pelatihan keterampilan yang relevan dan penciptaan lapangan kerja yang lebih inklusif.
Baca selengkapnya: