Jakarta, 18 Juli 2024 – Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,2% secara mandiri, dan hingga 43,2% dengan bantuan internasional pada tahun 2030, seperti yang diatur dalam Enhanced NDC 2022. Selain itu, Indonesia menargetkan pencapaian nol emisi bersih (Net Zero Emission/NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat sebagaimana tercantum dalam Long-Term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR). Meskipun komitmen ini penting, transisi energi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan masih belum mendapatkan perhatian yang cukup, dan belum ada langkah strategis yang jelas untuk mencapainya.
Aspek Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) dalam transisi energi sangat penting, namun kajian, forum diskusi, dan implementasinya masih terbatas. LPEM FEB UI, bersama dengan Australian National University (ANU), The SMERU Research Institute, dan Institute of Essential Reform (IESR), melaksanakan kajian yang memasukkan aspek inklusivitas dalam model transisi energi. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis dampak transisi energi dari perspektif inklusivitas dengan fokus pada wanita dan penyandang disabilitas. Kajian ini terselenggara atas dukungan dari Pemerintah Australia melalui Program Knowledge Partnership Platform Australia-Indonesia (KONEKSI).
Untuk menyebarluaskan hasil kajian, telah diadakan acara Diseminasi Hasil Kajian dan Diskusi Publik dengan tema “Menuju Transisi Energi yang Inklusif di Indonesia” pada Kamis, 18 Juli 2024, di Hotel Aryaduta Menteng Jakarta.
Baca selengkapnya: