Grafik atau ekonomi kreatif kini telah memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Di tingkat global, Ekraf menyumbang 3% PDB global (UNESCO, 2021) dan 21% total ekspor barang dan jasa. (UNCTAD, 2022). Yah, itu keren, bukan?
Saat ini, pada masa pandemi Covid-19 yang lalu (khususnya tahun 2019-2021), sebagian subsektor Ekraf sangat terpukul, terutama yang aktivitasnya melibatkan kehadiran fisik dan mengandalkan pengalaman orang akibat adanya pembatasan aktivitas di ruang publik. Namun, acara bisnis pascapandemi pulih dengan cepat untuk memenuhi permintaan yang terpendam seiring dengan berkurangnya pembatasan sosial.
Situasi pandemi juga mendorong masyarakat untuk lebih terhubung dengan berita dan media digital. Untuk itu, masyarakat lebih bersedia membayar untuk mendapatkan informasi yang akurat. Kedepannya, waktu luang yang terbatas akan dihargai. Ini menciptakan peluang bagi produk kreatif seperti menonton televisi, streaming, dan industri video game. Maka tak heran jika ekonomi kreatif diprediksi akan semakin penting dalam pertumbuhan ekonomi global.
Baca selengkapnya di White Paper LPEM 2023 berjudul “Strategi Kreatif Mendorong Ekonomi Kreatif: Co-creation, Cultural Wealth, and Global Market Orientation” oleh: Mohamad Dian Revindo, Sulistiadi Dono Iskandar, Naufal Zaki Arrafif, Calista Endrina Dewi. Dapat diunduh di sini: https://lnkd.in/g88jGqwt