Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

SERI ANALISIS MAKROEKONOMI: Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Desember 2018

Kenaikan suku bunga kebijakan tidak terduga oleh BI, akibat melebarnya defisit transaksi berjalan dan gejolak arus modal, berkontribusi terhadap presiasi Rupiah bulan lalu. Inflasi yang rendah di saat nilai tukar masih bervolatilitas tinggi disebabkan oleh lemahnya permintaan agregat akibat enaikan suku bunga dan keputusan pemerintah untuk menjaga harga BBM bersubsidi. Berdasarkan sisi eksternal, kami melihat adanya sedikit ekanan terhadap Rupiah seiring berakhirnya efek dari hasil Pemilu Paruh Waktu AS dan ketidakpastian dari tren kurva imbal hasil terbalik pada bligasi AS. Namun demikian, selain kondisi neraca perdagangan yang lebih buruk dari ekspektasi di bulan November, sebagian besar dari faktor endorong dan penarik aliran arus modal akan mendukung Rupiah dalam beberapa bulan ke depan. Saat ini, berdasarkan tingkat depresiasi year-to-date di antara negara-negara berkembang, Rupiah merupakan salah satu mata uang yang paling tidak terpengaruh oleh guncangan global. Kami melihat bahwa Bank Indonesia tidak perlu menaikkan tingkat suku bunga kebijakannya bulan ini.

Download (PDF, 709KB)

Publikasi Terbaru

Info Lowongan Pekerjaan

Maret 12, 2025

Inflasi Bulanan, Maret 2025 : SERI ANALISIS MAKROEKONOMI

Maret 6, 2025

Inpres Nomor 1 Tahun 2025 dan #KaburAjaDulu – Labor Market Brief, Februari 2025

Februari 28, 2025

Rapat Dewan Gubernur BI, Februari 2025 – Seri Analisis Makroekonomi

Februari 19, 2025

Publikasi Terkait

info lowongan kerja

Info Lowongan Pekerjaan

Inflasi Bulanan, Maret 2025 : SERI ANALISIS MAKROEKONOMI

KaburAjaDulu

Inpres Nomor 1 Tahun 2025 dan #KaburAjaDulu – Labor Market Brief, Februari 2025

Positive SSL Wildcard