Partisipasi perempuan dalam pasar kerja bukan lagi isu sampingan, melainkan inti dari pembangunan ekonomi yang inklusif. Meskipun partisipasi perempuan meningkat perlahan selama satu dekade terakhir, kesenjangan gender dalam pasar kerja Indonesia masih cukup tinggi, dengan rata-rata partisipasi perempuan jauh di bawah laki-laki. Data Sakernas 2023 mengungkapkan bahwa perempuan Indonesia menghadapi berbagai tantangan struktural seperti keterbatasan akses penitipan anak, norma sosial yang kaku, dan kondisi kerja yang kurang fleksibel. Menariknya, tingginya pendidikan perempuan belum tentu menjamin pekerjaan yang layak, di mana perempuan dengan pendidikan tinggi sering menghadapi risiko pengangguran yang tinggi akibat mismatch antara kualifikasi dan kebutuhan pasar. Kondisi ini menuntut perhatian serius dalam desain kebijakan tenaga kerja yang lebih sensitif gender, khususnya dalam meningkatkan kualitas pekerjaan bagi perempuan di sektor formal dan pekerjaan white collar.
Baca selengkapnya: