Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Indonesia

SERI ANALISIS MAKROEKONOMI: Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Januari 2019

Defisit anggaran yang lebih baik dibanding perkiraan, meski terjadi pelebaran defisit transaksi berjalan di tahun 2018, secara positif telah mempengaruhi sentimen pasar dan membantu Rupiah terapreasiasi ke tingkat sekitar 14.000. Saat ini Rupiah berada di antara mata uang negara berkembang yang terkuat sejak Oktober 2018 karena kembalinya investasi portofolio, meskipun terjadi kenaikan suku bunga the Fed bulan lalu.  Sikap kebijakan pelonggaran the Fed serta potensi gencatan senjata perang dagang AS-Tiongkok telah membantu para investor global untuk mulai melirik kembali aset-aset negara berkembang. Di sisi lain, Inflasi masih lemah menandakan konsumsi yang lambat dan stabil, di mana hal ini  sebagian disebabkan oleh tingkat bunga yang lebih tinggi di tahun 2018. Mempertimbangkan kondisi fundamental domestik yang stabil, penerapan negative Tobin Tax, dan penurunan risiko eksternal, kami berpendapat bahwa Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga kebijakannya  bulan ini.

Download (PDF, 1.29MB)

Publikasi Terbaru

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, Desember 2024

Desember 20, 2024

Studi Kualitatif Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024

Desember 19, 2024

Obituari untuk Faisal Basri

Desember 13, 2024

Inflasi Bulanan, Desember 2024 : Seri Analisis Makroekonomi

Desember 3, 2024

Publikasi Terkait

Seri Analisis Makroekonomi: Rapat Dewan Gubernur BI, Desember 2024

Studi Kualitatif Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024

Obituari Faisal Basri

Obituari untuk Faisal Basri